Sabtu, 24 Februari 2018

PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP REMAJA
Belakangan ini pengguaan bahasa Indonesia baik dalam kehidupan nyata maupun kehidupan fiksi, sudah mulai mengalami interverensi dan mulai bergeser digantikan oleh penggunaan bahasa gaul. Dengan pemakaian bahasa gaul pemakainya akan dikatakan orang modern atau orang kota dan bukan orang daerah yang kurang modern. Anggapan seperti ini jelas salah, karena bahasa gaul itu sangat dekat dengan bahasa daerah yang ada di Indonesia. Antara bahasa indonesia dan bahasa gaul tentunya lebih modern dan lebih maju bahasa Indonesia. Ini karena bahasa indonesia merupakan bahasa tingkat nasional yang merupkan gabungan dari bahasa daerah di indonesia dan bahasa asing. Sedangkan bahasa gaul merupakan bahasa tingkat daerah yang berasal dari Masing masing daerah
Pengguna bahasa gaul dalam masyarakat luas di indonesia tentunya berdampak negatif terhadap pengguna bahasa indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan masa yang akan datang. Saat ini masyarakat sudah banyak menggunakan bahasa gaul dan pareahnya lagi generasi muda indonesia tidak lepas dari penggunaan bahasa gaul ini. Bahkan para generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan bahasa gaul daripada bahasa indonesia di krehidupan sehari-hari.
Penggunaan bahasa gaul dikalangan remaja dan anak muda sudah sangat luas, dan sudah memprihatinkan, karena bahasa gaul yang mereka gunakan sudah aneh-aneh. Penggunaannya sudah tidak tahu tempat dan suasana, dengan siapa mereka bicara.Dengan terjadinya hal ini, sudah merusak keaalian dan kebakuan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Dengan menggunakan Bahasa indonesia dengan baik dan benar, berati kita sudah menjunjung tinggi Bahasa Persatuan sebagaimana tercantum dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Menjunjung tinggi bahasa Indonesia bukan berarti kita melupakan bahasa daerah masing-masing.
Kita lebih baik berbahasa daerah daripada berbahasa gaul dalam situasi yang tidak resmi. Mengapa demikian?Karena dengan kita menggunakan bahasa daerah kita sudah melestarikan bahasa daerah yang merupakan pemerkaya bahasa nasional yang sekaligus pemerkaya bahasa Indonesia.

Jumat, 19 Januari 2018

PESTA DEMOKRASI SUL-SEL,KARENA PEMIMPIN BERKUALITAS ADA DI TANGAN MASYARAKAT

Pemilihan gubernur adalah hajatan demokrasi yang melibatkan warga negara wajib pilih yang ada di propensi. Sul sel yang sebentar lagi melakukan hajatan Pesta demokrasi 5 tahunan ini tentunya juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk menentukan pilihan politiknya kepada kontestan yang bertarung. Di dalamnya tentu masyarakat memiliki suatu harapan besar bagaimana melahirkan seorang pemimpin yang amanah, anti korupsi, berpihak pada kaum marginal, dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan dapat meningkatkan pelayanan publik.

Mewujudkan harapan masyarakat sul- sel untuk suatu perubahan bukanlah sesuatu yang mudah, diperlukan pemimpin yang berkualitas, yang diharapkan mampu menggerakan potensi dari masyarakat dan potensi daerah untuk dipergunakan bagi kepentingan publik. Partisipasi masyarakat Sul-Sel dengan menggunakan hak pilih saat pemilihan umum merupakan bentuk dukungan dalam mewujudkan mimpi akan hadirnya pemimpin yang berkualitas dan berintegritas.
Persoalan besar yang dihadapi saat ini adalah hilangnya kepercayaan masyarakat kepada para politisi/kandidat yang akan bertarung pada pemilihan umum. Hal ini diakibatkan tidak konsistennya para kontestan saat kampanye dan saat terpilih. Masalah janji yang tidak ditepati, tersangkut persoalan korupsi, tidak serius memperjuangkan aspirasi masyarakat
Pemilihan umum seharusnya bukan hanya sekedar untuk memenuhi hak kita sebagai seorang warga negara yang baik tetapi dapat dijadikan momentum politik bagi masyarakat untuk "mengadili" para politisi yang telah mengisi suprastruktur politik di sul sel ini dengan dimintai pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diberikan publik serta untuk melahirkan kepemimpinan yang berpihak kepada rakyat, .

Sul sel telah memilih sistem demokrasi langsung, yaitu menghasilkan pemimpin dari pemilihan yang langsung dan demokratis. Mekanisme demokrasi yang demikian seharusnya menjadikan pemilih/konstituen sebagai pemegang kedaulatan demokrasi dan instrumen penting dalam menjalankan dan mengawal pemerintahan.

Dalam ilmu politik, perilaku memilih (Voting Behavior) menjadi salah kajian dari para ahli politik. Beberapa kategori/tipikal pemilih Indonesia. Pertama, memilih karena berdasarkan kesamaan golongan, suku, agama atau status sosial. Kedua, memilih berdasarkan kesamaan ideologi, visi dan pandangan serta pada afiliasi partai politik. Kontestan yang didukung partai politik pilihannya, kepada dialah pilihan dijatuhkan.
Ketiga, memilih karena berdasarkan pramagtisme politik. Seperti memilih karena diberi hadiah atau politik uang. Keempat, adalah kategori pemilih yang memilih berdasarkan program yang relevan dan terukur serta rekam jejak kontestan yang berintegritas dan paham pada persoalan bangsa.

Maju atau tidaknya suatu daerah sangat tergantung pada pemimpinnya, oleh karena itu jadilah pemilih yang cerdas untuk bisa menghasilkan pemimpin yang berkualitas agar bisa mengelola daerah dan bangsa dengan profesional dan berintegritas. Pertanyaannya bagaimana menjadi pemilih yang cerdas?

Pertama, jadilah pemilih yang mampu menggali rekam jejak calon pemimpin. Telusuri riwayat calon pemimpin tersebut didalamnya terkait latar belakang keluarga, pendidikan dan bagaimana aktifitasnya di masyarakat, karena tidak semua yang disampaikan atau dijanjikan oleh seorang kontestan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, sehingga masyarakat bisa mengetahui sebelum menentukan pilihannya.

Kedua, jadilah pemilih yang rajin mencari informasi dan mempelajari program dan visi misi yang ditawarkan kepada masyarakat. Visinya relevan dengan kebutuhan masyarakat, terukur atau realistis dan mudah dipahami. Misi yang diusung harus mampu menterjemahkan visi yang disampaikan. Jangan sampai berbanding terbalik dengan visi yang ada.

Begitu juga dengan program yang ditawarkan oleh para kontestan, program yang baik seharusnya adalah penterjemahan secara teknis dari visi dan misi. Pemilih yang cerdas harus mampu menjadi "penterjemah" yang bisa menilai program yang disampaikan realistis atau hanya ingin menyenangkan "sesaat" hati masyarakat serta apakah benar-benar sesuai dengan kebutuhan publik atau "tiba saat tiba akal".

Ketiga, jadilah pemilih yang mengedepankan rasionalitas dalam memilih. Memilih pemimpin berdasarkan penilaian yang objektif dan komprehensif tanpa dipengaruhi oleh tekanan pihak lain, tidak memilih berdasarkan suku, daerah, agama dan tidak dipengaruh oleh faktor hadiah/uang tetapi memilih karena kontestan tersebut berintegritas, rekam jejaknya baik dan memiliki sikap kenegarawanan.

GLOBALISASI SEBAGAI ANCAMAN
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan (wikipedia.org). Dengan berkembangnya bidang komunikasi dan transportasi, dunia mengalami era globalisasi. Era dimana informasi seluruh dunia terbuka untuk semua orang. Perlu diketahui dalam derasnya arus Globalisasi saat ini, terdapat dampak postif dan negatif.
Di Indonesia, kebudayaan yang berasal dari luar negeri sering kali tidak mendapatkan filterisasi terlebih dahulu. Akibatnya banyak kebudayaan Indonesia yang luntur dan terlupakan oleh anak muda penerus bangsa. Para remaja lebih memilih kebudayaan asing tanpa memilah dan memilih yang baik atau buruk. Contohnya saja, kehidupan bebas remaja yang membuat was-was para orang tua. Para remaja seringkali melanggar batasan-batasan norma yang ada dan berbuat seenaknya tanpa tahu akibatnya di tambah dengan gaya bahasa yang kerap kali kita di dengar sebut saja jaman now gampangnya pemuda di masuki dengan budaya kebarat baratan yang pada akhirnya rusaknya generasi kita
Remaja masa kini seringkali tidak dapat memanfaatkan perkembangan internet dengan baik dan benar. Sebagian remaja menggunakan fasilitas media sosial dan internet yang terbuka untuk menulis dan berbagi aspirasi positif. Tetapi ada juga remaja yang menggunakan fasilitas tersebut untuk hal-hal negatif dan tidak sopan, yang seringkali memicu perdebatan di media sosial dan perpecahan serta rendahnya toleransi antar sesama.
Bagaimana cara kita untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari dampak negatif globalisasi?
Pertama, kita harus memperkuat jati diri bangsa dan memperkuat kebudayaan Indonesia. Dengan melakukan pencegahan kebudayaan asing yang negatif masuk ke Indonesia dan mengadopsi kebuadayaan asing yang positif.
Kedua, membangun kembali moral bangsa yang mengedepankan gotong royong, toleransi, dan bertanggung jawab. Dengan mengadakan event yang dapat meningkatkan kepedulian terhadap kemajuan bangsa dan bela negara.
menjadilah pemuda yang berguna dalam masyarakat,

Jumat, 05 Januari 2018

politik dan keindahanya ( Nuansa Islam )

Suatu ketika Rosulullah SAW disaat dalam proses awal perjuangan dakwahnya pernah ditawari kekayaan dan kekuasaan di Mekkah dengan maksud agar Rosulullah SAW menghentikan dakwahnya. Dalam pandangan pragmatisme dan strategi politik yang difahami oleh kebanyakan orang, tentunya tawaran tersebut merupakan kesempatan untuk mengembangkan dakwah. Dengan mengambil kekuasaan dan kekayaan terlebih dahulu, akan lebih mudah untuk berhujjah dan berdakwah. 

Akan tetapi semua itu ditolak oleh Rosulullah SAW, karena sistem politik dan dakwah Rosulullah SAW dibangun dengan kejujuran dan ketulusan. Politik dan dakwah dalam Islam dibangun dengan ruh terlebih dahulu sebelum dengan jasad. Dakwah Islam dibangun dengan makna, bukan sekedar lafadz. Dakwah Islam dibangun dengan iman, bukan hanya dengan gebyar dan kemewahan lahir. Politik dalam Islam adalah makna mengatur dalam mewujudkan keindahan dengan keindahan. Dan dakwah adalah dakwah, tiada lebih selainnya kecuali ridlo Allah SWT.
Bila kita ingin membangun sistem politik dalam bernegara atau media dakwah, semisal pesantren dan sarana pendidikan lainnya, semestinya harus dilandasi dengan keimanan dan ketulusan kepada Allah SWT. Mereka yang ingin membangun sebuah pemerintahan yang baik, tidak akan mewujudkannya dengan menggunakan sarana ataupun prasarana yang kotor dan culas. Dan yang ingin
membangun pesantren atau sekolah sebagai alat mencari ridho Allah SWT tidak akan bersekongkol dengan pihak yang kotor dan culas, akan tetapi sangat memperhatikan sarana dan prasarana yang baik dan halal dalam mewujudkan cita-citanya, bukan yang diutamakan jadinya sebuah bangunan akan tetapi yang diutamakan adalah ridho Allah SWT.


Pada prinsipnya Rosulullah SAW telah memberikan landasan sistem berpolitik dan berdakwah, baik itu dalam skala kecil (kampung) atau besar dalam sebuah Negara. Yang harus dikedepankan dalam membangunnya adalah ruh, nilai dan ketulusan. Itulah politik dalam Islam yang tidak mengenal politik kotor tetapi selalu ingin menciptakan keindahan dengan keindahan dimanapun dan kapanpun. 

Politik yang dibangun oleh Islam adalah makna pengaturan, pengayoman dan harus punya fungsi rahmatan lil 'alamin dalam arti keindahan yang dapat dirasakan oleh siapapun dan apapun yang ada di alam ini. Dan yang terakhir, jika Anda politikus atau ulama, maka cermatilah kiprah Anda. Jika Anda politikus yang merindukan Allah, tentu Anda tidak akan bersekongkol dengan ulama dan penjilat yang hanya akan menyesatkan Anda. Jika Anda adalah ulama yang merindukan Allah tentu Anda tidak akan bersekongkol dengan politikus yang kotor, culas dan tidak takut kepada Allah. Tujuan sebaik dan semulia apapun jika anda raih dengan kekotoran dan kehinaan tidak akan membuahkan hasil kebaikan dan kemuliaan. Dan siapapun yang berjuang untuk kemuliaan dengan cara yang mulia maka ia akan mendapatkan kelak kemuliaan yang sesungguhnya di akhirat biarpun di dunia belum menuai keberhasilan. 
Wallahu a'lam bish showab.

MENYONGSONG PILGUB 2018 YANG DAMAI


 
PEMILIHAN
YANG AMAN DAN JUJUR AKAN MENJADI TOLAK UKUR KEBERHASILAN NEGARA DAN DAERAH KEDEPANYA

 kurang lebih setahun ini warga sul sel di begitu heboh membicarakan soal pilgub sul sel yang akan di gelar tahun 2018 atau tahun ini, beberapa figur calon pemimpin sul-sel dalam setahun ini bergerilya sebut saja Prof Nudrin Abdullah, Nurdin Halid, Ikhsan yasin Limpo dan Agus arifin saling memperlihtkan tajinya untuk meraih simpatisan warga sul sel, bukan hanya itu mereka pun berlomba mendaptkan rekomendasi partai sebagai syarat utama untuk maju di arena pertarungan. akhir akhir ini sering terdengar adanya pembegalan partai, pembegalan KTP. tentu itu hanya bumbu bumbu dalam politik, tentunya dari semua figur tak ada yang mau kalah pasti akan menang semua tapi pada kahirnya mereka harus tanggung jawab.  Tanggung jawab tersebut ialah tanggung jawab kepada masyarakat yang dipimpinnya. Tanggung jawab itu harus dilaksanakan dengan profesional. Oleh karena itu, dalam menyongsong Pilgub sul sel 2018 yang sudah di depan mata ini, kita perlu kedewasaan berpolitik.
Sederhananya, kedewasaan politik merupakan sikap saling memahami, sikap menjunjung tinggi toleransi sehingga masyarakat juga tidak terpancing isu-isu SARA yang mengancam persatuan bangsa. Sebagai negara yang majemuk, rakyat sul-sel dan indonesia pada umunya harus sadar bahwa negara ini milik kita, harus kita jaga. Oleh karena itu, menjaga kedamaian dalam pilgub menjadi bagian penting dari proses demokrasi Indonesia.
Pilgub sangat penting adanya, mulai dari proses kampanye, masa pemilihan, sampai pada masa penetapan, maupun pengujian hasil perhitungan suara. Semua harus kita kawal bersama. Semua itu karena kita menginginkan pemilihan yang damai dan indah dan tanpa ada kecurangan yang pastinya akan menyakiti warga indonseia. Oleh karena itu, kita harus lebih mengedepankan kepentingan bersama jika dibandingkan dengan kepentingan pribadi dan kelompok. Semua demi Tanah Air kita tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemdes Batulohe gotong royong bersihkan area pemakaman umum di desa

 Sinar matahari pagi mulai berangsur naik, terlihat Beberapa warga Desa Batulohe bersama dengan pemdes dan Pemuda Desa Batulohe kecamatan Bu...